BACK TO WORK
Sudah hampir 2,5 tahun beralih profesi menjadi seorang ibu rumah tangga yang penuh waktu bersama keluarga, kini, dengan perasaan malas dan sedih kembali lagi ke kantor. Sedih sekali karena aku harus pagi-pagi berangkat ke kantor, sebelum mereka bangun, dan pulang malam ketika mereka mau bersiap-siap tidur malam. Apalagi adek, dia yang paling protes aku ke kantor, hari pertama aku ke kantor dia mogok sekolah. Marah, karena ketika bangun, mamanya udah gak ada. Untung saja, masih ada kakek, nenek dan mah pipih (yang bantuin kami di rumah), yang siap sedia untuk menyibukkan diri mengurusi segala keperluan mereka. Nenek bagian nyiapin makanan mereka, kakek bagian merayu kalo ada yang mogok, mah pipih yang bagian mandiin adek. Kalo rafif, asal aku pulang kantor selalu ada yang diprotesnya, pertama, kenapa mama gak bawa jajanan, kedua, dia selalu protes hal-hal yang gak beres di sekolahnya.
Hari pertama masuk ke kantor, naek kereta pakuan yang jam 6, karena belum fingerprint jadinya santai aja jalannya, dan sampe di kantor udah jam setengah delapan lewat. Perasaan ini begitu asing dan anehnya dengan situasi dan aura ruangan kantor. Asing karena memang banyak orang-orang yang baru di bagian lama aku pernah bekerja. Teman-teman ku yang dulu seruangan udah pindah semua, diganti anak-anak baru yang masih muda-muda. So, rasanya aneh di antara anak-anak muda ini, sementara aku udah emak-emak yang baru aja turun gunung. Banyak yang berubah, teman-teman seangkatan udah banyak yang jadi pejabat, dan di bagian ini juga semua pada sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing, aku hanya sibuk sendiri dengan netbook ku aja, browsing internet saja seharian sambil menunggu dan menunggu sk mutasi pindah ke gadog ditandatangani, supaya deket dengan rumah.
Mungkin karena aku sudah lama bersama anak-anak, jadi pola pikir ku banyak yang berubah. Dulu waktu aku masih ngantor, perasaan meninggalkan anak ke kantor itu biasa aja, tidak ada perasaan kasihan dan merasa bersalah. Menghabiskan waktu di kantor dan di jalan itu merupakan hal yang dapat diterima. Tapi sekarang, rasanya kasihan dan sedih sekali kalo inget anak-anak ku di rumah, apalagi mereka gak rela mamanya ke kantor. Mereka langsung merasakan kehilangan kenyamanan, walopun aku di rumah juga gak selalu bermain bersama mereka, tapi kalo mereka melihat mamanya ada di rumah, mereka merasa tenang. Walopun mamanya suka marah-marahin mereka, tetep mereka merasa nyaman mamanya di rumah. Pertimbanganku pindah ke bogor daripada ke jakarta juga karena aku masih gak tega untuk membiarkan mereka bersama orang lain yang asing, dengan pembantu,sendirian dan seharian, yang belum tentu memperlakukan mereka dengan baik. Mereka pasti lebih merana dan kesepian nantinya. Gak tega...Makanya itu biarlah kakek neneknya direpotin (tapi mereka bersedia kok), asalkan anak-anak bisa merasa nyaman. Biarlah aku rela pulang pergi kantor Bogor – Jakarta, demi mereka bisa bersama orang-orang yang membuat mereka nyaman.
Sekarang, aku udah gak ada lagi gairah ke kantor, tujuan dan pandangan hidupku udah berubah. Aku dulu mikir bahwa pekerjaanku ini hanya satu-satunya tempat aku mencari rejeki. Kalo aku keluar, aku akan merasakan kerugian dengan kehilangan gaji per bulan. Kalo sekarang...WHAT A HELL I’M DOING HERE...I DONT BELONG HERE...yes, cuplikan dikit dari Radiohead-creep ini yang aku suka saat ini....
Pertama yang gak aku suka ngantorrr...:
1. Berangkat pagi-pagi banget kemudian pulang buru-buru dan berdesak-desakkan di kereta, seperti kesetanan semua. Apalagi kalo udah gak ada kereta, listrik mati, hujan deres, kemaleman sampai rumah,...huuuu...rasanya mau nangis...Hidup kok dihabiskan di jalan dan seperti ini...
2. Terus terang, aku bosen dan tidak suka dengan pekerjaan kantor dan berlama-lamaan di kantor, dan gak suka dengan birokrasi, penghormatan akan jabatan. Dan gak suka melihat pejabat yang merasa banget jadi boss dan maunya diladenin dan dihormati. Semena-mena menyuruh anak buahnya, padahal bukan tugas anak buahnya. Gak suka berbau arogansi di sini.
3. Aku udah tidak mau mengasah otak ku bagian kiri, aku lebih senang berilmu dengan mengasah otakku bagian kanan, KREATIVITAS dan IMAJINASI. Aku udah alergi dengan sekolah, belajar dan mikir lagi dengan buku-buku tebal berbahasa inggris...:). Aku lebih senang belajar dari pengalaman, belajar wirausaha, belajar strategy pemasaran, belajar psikologi konsumen, belajar membuat produk yang inovatif, dan yang jelas, dengan umurku yang sekarang ini, bukan waktunya lagi menghabiskan waktu untuk diri sendiri, namun udah waktunya untuk terjun ke masyarakat dan bermanfaat bagi orang lain. Semoga...
4. Dengan di kantor, apa yang ingin kucapai??? Jabatan...gak mungkin, widyaiswara...gak juga, agak kurang suka ngajar. Begini-gini aja? Sampai kapan? Sampai tua dan ketinggalan jaman, sementara banyak banget yang muda bermunculan. Mau tenggelem di antara orang-orang baru???...aku gak suka situasi ke depan, masa depanku di kantor ini. Menghabiskan waktu dengan hasil yang tidak seberapa. Coba, waktuku, aku habiskan untuk pengalaman wirausaha...yang jelas, filosofi wirausaha itu yang aku suka :
a. Membuka peluang kerja bagi orang lain, bermanfaat bagi orang lain. Coba kalo pegawai, uangnya habis untuk diri sendiri. Masih susah untuk menjadi orang yang tangan di atas. Karena dia udah mengalokasikan pendapatannya ke berbagai pengeluaran yang selalu sejalan dengan gaya hidup. Semakin besar pendapatan semakin tinggi pula gaya hidupnya, otomatis pengeluarannya.
b. Melatih kesabaran dan melatih mental, ada masa rugi besar dan ada masa untung besar.
c. Dengan bersabar dan bertawakal, maka akan selalu dekat dengan Sang Maha Pemberi Rejeki. Selalu ingat, bergantung dan berharap kepadaNYA. Beda dengan pegawai, dia gak perlu berdoa dan ingat kepadaNYA pun, tiap bulan juga udah dapet gaji.
d. Cenderung untuk sederhana dalam hidupnya, karena dia memikirkan nasib pegawainya, karena untuk mendapatkan penghasilan nya itu butuh perjuangan dan pengharapan. Jadi tidak akan rela uangnya dihambur-hamburkan untuk hal-hal yang konsumtif, untuk memenuhi gaya hidup metropole...Cenderung lebih down to earth, membumi. Lebih memikirkan uangnya untuk modal daripada dibelanjakan untuk hal-hal konsumtif.
e. Yang jelas, Allah SWT telah berkata, dari 10 pintu rejeki, 9 pintu rejeki itu dari usaha...bayangkan...betapa luas sekali Allah SWT memberikan porsi rejeki kepada para pengusaha...karena Allah menyukai hal-hal yang lebih bermanfaat bagi orang banyak. Hikmah yang Allah simpan dibalik itu banyak sekali, dan kita tidak mengetahui, sampai kita menjalani sendiri dan mengalami sendiri.
f. Waktu luang banyak banget, masih bisa nemenin dan mengurusi anak-anak di rumah. Masih bisa melakukan hal-hal positif lainnya...tanpa terpaku di tempat duduk kantor, menatapi layar komputer seharian...lama di perjalanan, yang sangat mubazir waktu. Dan lain-lainnnnn....hikmah lainnya masih tersimpan dibalik itu.
5. Back to gak suka ngantor : Harus berapi-rapi ria ke kantor...cape deh...otomatis harus memperhatikan penampilan...padahal, aku udah gak peduli lagi yang namanya penampilan, biarpun ada yang bilang, kusam, tua, keriput...jelek...toh...aku gak memikirkan lagi hal itu, duniawi...proses tua ini adalah pengingatku bahwa udah waktunya aku fokus untuk akhirat, bukan duniawi lagi. Toh, aku gak butuh lagi pujian dan penghormatan apapun dari orang lain. Ya, kalo aku masih di sini, aku harus mengikuti itu.
6. Menghabiskan waktu dengan orang lain, yang nanti aku pergi pun mereka gak bakal mengingatku...Teman sejatiku adalah anak-anakku...mereka yang harusnya aku temani, karena mereka lah yang menyanyangi ku dengan tulus.
Sewaktu pulang kantor di dalam kereta, aku melihat begitu banyak ibu-ibu itu pulang malam, meninggalkan anak-anaknya dengan orang lain...aku masih prihatin dengan keadaan itu. Aku munafik, karena aku termasuk di antara mereka....tapi aku sangat prihatin dengan keadaan itu....
Intinya itu, hidup sederhana aja dan anak-anak adalah harta yang begitu tinggi nilainya, yang tidak bisa dibeli dengan bertrilyun-trilyun dollar amerika punnnnn...!!!
I hope, I will be with you, my children...
Comments
Bersyukur mbak kalo di daerah, kalo di jakarta ini, hidup udah kayak gak normal lagi...Waktu banyak terbuang di jalan....
Makasih semangat nya ya...Mbak Amy terus berkreasi juga dan sukses selalu ya mbak
bersyukur bagi orang yang bekerja di kota yang "Ramah", nyaman, tidak macet...tidak polusi...jarak tempuh yang dekat.insyaAllah banyak yang dapat kita kerjakan sebelum berangkat kantor dan setelah pulang kerja...dan saya yakin setiap orang tua tidak khawatir terhadap anaknya ketika berada disekolah.
kota Jakarta...
rasanya waktu ini hanya habis dijalanan, yang banyak memikirkan duniawi.
naudzubillahimindzaliik.
saya jadi teringat, ketika bersama teman2 berkunjung ke kota Yogyakarta,satu minggu yang lalu. Sabtu pagi hari setelah turun dari stasiun, dengan mobil rental kita mengitari kota Yogyakarta. dengan udara pagi Yogyakarta yang sejuk, wajah ini menjadi bahagia sekali ketika melihat rumah, gedung yang masih rendah dan pohon2 dipinggir jalan yang banyak dan rimbun,,dan tiba2 ada seorang teman berkata : "senangnya melihat anak2 yang masih bisa bersepeda berangkat kesekolah, beda dengan di jakarta naik sekolah "nggandul"(gelantungan) di kopaja.
mendengar komentar sahabat, dalam hati saya, benar juga adanya.
-tersenyum bahagianya, jika ingat anak SD dijogja yang diboncengkan orang tuanya kesekolah naik motor jadul, rasanya nikmat sekali dengan segala kesederhanaan dan melihat anak perempuan bersepeda kayuh pagi2 kesekolah,padahal di kota pusat-
Allah hamba berlindung kepadaMu dari kejadian, kejahatan dan keburukan dunia dan akhirat dan hamba memohon agar diri ini selalu dapat beribadah dan dekat KepadaMu Ya Allah.amiin.
jadi enak dilihat mbak... lebih rapi dan teratur...
mau ikut sharing... :)
saya jg sempat terpikir kembali bekerja. bahkan saya udah lolos tes wawancara kerja. tp...akhirnya saya lepas. gak tega klo ninggalin anak. sekarang saya coba menekuni bisnis onlen di rumah. alhamdulillah hasilnya lumayan bisa sedikit bantu perekonomian keluarga.
tp, bgmnpun itu pilihan yg hrs kita jalani dg ikhlas. tetap semangat bunda. thx
salam,
http://iisrismawati.blogspot.com/